skip to content
Eling Pramuatmaja

Deep Talk #6 – Jonathan (Teman Beda Prodi)

/ 4 min read

Jonathan dan Eling.
Jonathan dan Eling.

Halo semuanya! Halo teman-teman sekalian! Salam satu hati satu jiwa FILKOM!

Kali ini saya berkesempatan untuk melakukan sharing session dengan teman dari prodi lain yang kebetulan satu asrama dengan saya, Jonathan Eratmoko Widito. Saat ini, Jonathan mengenyam pendidikannya di prodi Sistem Informasi angkatan 2018. Jonathan berasal dari Tangerang Selatan. Dalam sharing session kali ini, kami berdua membicarakan berbagai hal, mulai dari pilihan universitas, pengalaman merantau, culture shock, dan pengalaman menjadi mahasiswa.

Berikut adalah biodata singkat Jonathan yang saya ambil dari WordPress-nya.

Universitas Brawijaya ini memang bukan merupakaan pilihan pertama saya, tapi sampai sekarang saya tidak pernah menyesal memilih Jaket Almamater Biru Brawijaya ini. Malahan saya merasa terhormat dan bangga bisa menjejakkan kaki dan berkarya disini. Harapan saya ialah agar saya bisa menyelesaikan kuliah tanpa masalah, mendapatkan relasi dengan teman teman baru, serta berproses dalam menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi mahasiswa yang aktif dan tidak apatis.

Saya terlahir sebagai kakak sulung dari dua bersaudara. Dari kecil saya sekolah di sekolah swasta dan ini pertama kalinya saya masuk dalam institusi pendidikan negara. Saya lahir di Jakarta, 14 Desember 2000. Pada umur 3,5 tahun, saya beserta keluarga pindah ke Tangerang. Saya dari kecil sangat suka berpetualang, bukan hanya mencari suasana baru, tetapi juga ingin membuka wawasan lebih jauh lagi. Maka dari itu saya memutuskan untuk pergi merantau ke negeri yang jauh, selain untuk menimba ilmu, saya juga ingin punya pola pikir baru dan ingin belajar disiplin.

Keseharian saya disibukan dengan sekolah. Saya tidak terlalu menyukai hal berbau olahraga. Menurut saya memang tidak menarik dan kurang menantang. Saya lebih tertarik dengan menjelajah, baik menjelajah tempat baru, menjelajah ilmu baru, atau menjelajah wawasan baru. Saya sempat tertarik dalam dunia psikologi karena di situ saya merasa tiap hari dapat menjelajah dan mempelajari hal baru dari sifat dan cara berpikir orang lain. Dari cara bicara, bertindak, mengambil keputusan, dan menganalisis orang lain merupakan sesuatu yang menurut saya sangatlah seru.

Nah, setelah mengenal Jonathan melalui biodatanya sendiri, mari kita telusuri lebih dalam melalui Deep Talk saya dengan Jonathan. Berikut adalah rangkuman dari sharing session yang saya lakukan bersama Jonathan.

Kenapa memilih UB?

Gampangnya sih karena keterimanya di UB. Selain itu UB memang bagus dan direkomendasikan sama orang tua.

Apakah ada pilihan lainnya?

Kalau untuk negeri sih gak ada pilihan tertentu. Yang ada itu untuk swasta sih, tapi gak jadi karena mikir biayanya itu beratin ortu, jadinya milih negeri. Semua jurusannya itu di Sistem Informasi kok. SBMPTN kemarin itu urutannya UI, ITS, trus UB. Kalau untuk PTS itu, terlepas dari masalah uang sih, aku sebenarnya mau masuk Binus. Orang-orang soalnya bilang kalau Binus itu bagus dan memang di mana-mana itu rekomendasi.

Gimana perasaannya masuk UB?

Bahagia lah. Kan cita-cita ortu biar kita masuk PTN jadi tercapai. Trus aku kan udah bersaing dengan puluhan ribu orang dan bisa jadi salah satunya yang masuk, jadi happy lah masuk di UB.

Gimana rasanya merantau?

Gak kaget kok karena memang udah expect buat rantau dari awal. Kan memang pilihannya semua itu merantau. Aku juga udah pernah merantau beberapa kali. Dulu kemah sekolah di Salatiga dua minggu. Trus daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah itu udah lumayan kenal lah karena keluarga dari sini. Katanya sih juga ada keluarga besar di sini, tapi kurang tahu juga sih.

Ada kesulitan di awal merantau?

Kesulitannya sih mungkin karena gak biasa megang uang yang banyak gini tiap bulan; buat makan, buat laundry gitu, jadi kaget aja karena belum pernah ngatur duit sendiri. Kemudian kangen sama temen-temen di rumah, soalnya mereka gak banyak yang merantau, jadi mereka ya enak aja gitu bisa ngumpul-ngumpul terus. Sedikit yang merantau jauh-jauh kayak aku ini. Kebanyakan ya mereka di universitas sekitaran sana kayak UPH, UMN, atau Binus.

Apa ngalamin culture shock?

Enggak sih, bukan culture shock, tapi lebih ke social interaction shock gitu, soalnya di sini itu orang-orangnya lebih sopan gitu. Tapi udah expect sih, soalnya kan tiap beberapa bulan sekali pasti pulang kampung ke Jawa Tengah, jadi udah tahu sifat orang-orangnya. Kan mirip sifatnya di Jatim sama Jateng. Interaksinya pokoknya beda gitu. Kalau di tempatku itu biasanya bebas gitu, terserah kita mau apa. Kalau di sini kan normanya lebih ada. Selain itu agamanya juga lebih bervariasi. Dulu kalau di sekolah itu agamanya itu aja. Sedangkan kalau di sini itu lebih variatif aja gitu. Kalau soal merasa menjadi minoritas sih enggak ya. Pokoknya asal enggak dicela ya aku gak cela balik orangnya.

Gimana pengalaman pertama kali jadi mahasiswa?

Menurutku biasa aja sih, soalnya kelakuanku dari dulu ya kayak gini. Dari dulu peraturanku juga udah longgar kok.

Baik, cukup sekian rangkuman dari sharing session saya dengan Jonathan, teman dari prodi Sistem Informasi. Have a nice day!

#PK2MABAFILKOM2018 #TakeTheAction


Originally posted on WordPress.